Kategori: Uncategorized

  • SEJARAH NEGARA ADIDAYA “AMERIKA SERIKAT”

    Amerika Serikat terletak di tengah-tengah benua Amerika Utara, dibatasi oleh Kanada di sebelah utara dan Meksiko di sebelah selatan. Negara Amerika Serikat terbentang dari Samudra Atlantik di pesisir timur hingga Samudra Pasifik di pesisir barat, termasuk kepulauan Hawaii di lautan Pasifik, negara bagian Alaska di ujung utara benua Amerika, dan beberapa teritori lainnya.

    Penetap pertama wilayah yang kini menjadi Amerika Serikat berasal dari Asia sekitar 15.000 tahun yang lalu. Mereka menyeberangi jembatan darat Bering ke Alaska.Selanjutnya, penduduk asli Amerika bermukim di wilayah tersebut selama ribuan tahun sebelum kedatangan para kolonis Eropa. Pada tahun 1492, Christopher Columbus berhasil mencapai Amerika. Orang-orang Inggris lalu bermukim di Jamestown, Virginia pada tahun 1607. Permukiman ini dianggap sebagai pemukiman pertama di Amerika Serikat. Selanjutnya, Amerika Serikat terus didatangi oleh orang-orang Inggris. Orang Prancis, Spanyol, dan Belanda juga bermukim di sebagian Amerika Serikat.Pada tahun 1770-an, tiga belas koloni Inggris meliputi dua setengah juta penduduk. Koloni-koloni ini tumbuh dan berkembang dengan pesat, serta mengembangkan sistem politik dan hukum sendiri. Meskipun demikian, perkembangan koloni-koloni Inggris berakhir tidak baik bagi penduduk asli Amerika, karena banyak dari mereka yang tewas akibat penyakit, dan mereka kehilangan negeri mereka.

    Parlemen Inggris menegakkan otoritasnya atas koloni-koloni ini dengan menetapkan pajak baru, yang dianggap inkonstitusional oleh orang Amerika karena mereka tidak terwakili di Parlemen.Konflik yang memanas berujung pada perang penuh yang dimulai pada April 1775. Setelah melalui Revolusi Amerika, koloni-koloni menyatakan kemerdekaan dari Kerajaan Britania Raya pada tanggal 4 Juli 1776 dan mendirikan Amerika Serikat.

    Dengan dukungan militer dan keuangan berskala besar dari Perancis serta kepemimpinan Jenderal George Washington, Pasukan Patriot memenangkan Perang Revolusi dan perdamaian disepakati pada tahun 1783. Selama dan setelah perang, 13 negara bersatu di bawah pemerintah federal yang ditetapkan melalui Pasal-Pasal Konfederasi. Ketika dokumen ini tak lagi bekerja dengan baik, Konstitusi baru ditetapkan pada tahun 1789 dan hingga ini menjadi dasar bagi pemerintah federal Amerika Serikat, dan kemudian hari meliputi pula Undang-Undang HAM. Dengan Washington sebagai presiden pertama dan Alexander Hamilton sebagai kepala penasihat keuangannya, pemerintahan nasional yang kuat pun dibentuk. Pada Sistem Partai Pertama, dua partai politik nasional berkembang mendukung atau menolak kebijakan Hamilton. Ketika Thomas Jefferson menjadi presiden, ia membeli Wilayah Louisiana dari Prancis, menggandakan luas wilayah Amerika. Perang kedua dan terakhir melawan Inggris berlangsung pada tahun 1812. Hasil utama dari perang tersebut adalah berakhirnya dukungan Eropa bagi serangan suku Indian terhadap para pemukim barat.

    Di bawah dukungan demokrasi Jefferson dan demokrasi Jackson, Amerika Serikat meluas melalui pembelian Louisiana hingga sejauh California dan Oregon, serta pencarian lahan murah untuk para petani dan pemilik budak Yeoman yang mempromosikan demokrasi dan perluasan, yang harus dibayar dengan kekerasan dan kebencian terhadap kebudayaan Eropa. Perluasan ini, di bawah Manifest Destiny, adalah penolakan terhadap saran Partai Whig yang ingin meningkatkan dan modernisasi ekonomi dan masyarakat alih-alih memperluas wilayah. Perbudakan dihapuskan di semua negara bagian di Utara (sebelah utara garis Mason-Dixon yang memisahkan Pennsylvania dan Maryland) pada tahun 1804, namun tetap berlangsung di negara-negara bagian di Selatan karena tingginya permintaan kapas dari Eropa.

    Setelah tahun 1820, serangkaian kompromi menunda pertikaian mengenai masalah perbudakan. Pada pertengahan tahun 1850-an, kekuatan Republik merebut kendali politik atas Utara dan berjanji untuk menghentikan perluasan perbudakan, yang mengindikasikan penghapusan perbudakan. Pemilihan presiden pada tahun 1860 yang dimenangkan oleh Abraham Lincoln dari partai Republik membuat sebelas negara budak melepaskan diri dan mendirikan Konfederasi pada tahun 1861. Setelah empat tahun pertumpahan darah, Uni, di bawah Presiden Lincoln dan Ulysses S. Grant sebagai jenderal panglima mengalahkan Selatan dengan Robert E. Lee sebagai jenderalnya yang paling terkenal. Akhirnya perbudakan dihapuskan dan Selatan menjadi miskin. Pada era Rekonstruksi (1863–77), Amerika Serikat mengakhiri perbudakan dan memperluas hak hukum dan hak suara untuk mantan budak (Orang Afrika Amerika yang pernah menjadi budak). Pemerintah nasional menjadi lebih kuat, dan karena Amandemen Keempat Belas, pemerintah kini memiliki tugas nyata untuk melindungi hak individu. Rekonstruksi berakhir pada 1877 dan sejak tahun 1890-an hingga 1960-an sistem Jim Crow (segregasi) membuat orang kulit hitam berada dalam inferioritas politik, sosial, dan ekonomi. Seluruh Selatan mengalami kemiskinan hingga paruh kedua abad ke-20, ketika Utara dan Barat berkembang dan makmur dengan cepat.

    Amerika Serikat menjadi kekuatan industri yang unggul pada awal abad ke-20 akibat ledakan jumlah wirausahawan di Utara dan kedatangan jutaan pekerja imigran serta petani dari Eropa. Jaringan rel kereta nasional diselesaikan, dan pertambangan serta pabrik berskala besar meng industrialisasi kawasan Timur Laut dan Barat Tengah. Ketidakpuasan kelas menengah atas korupsi, inefisiensi, dan politik tradisional memicu gerakan Progresif sejak tahun 1890-an hingga 1920-an, yang mendorong terjadinya reformasi dan memungkinkan hak suara perempuan serta pelarangan alkohol (yang dicabut pada 1933). Meskipun pada awalnya netral dalam Perang Dunia I, Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jerman pada tahun 1917, dan mendanai Sekutu hingga meraih kemenangan setahun kemudian. Setelah dekade kemakmuran pada tahun 1920-an, runtuhnya Wall Street 1929 menandai dimulainya Depresi Besar yang mendunia selama dasawarsa. Franklin D. Roosevelt yang Demokrat menjadi presiden dan menerapkan program barunya, New Deal, untuk bantuan, pemulihan, dan reformasi, yang mendefinisikan liberalisme Amerika modern. Setelah serangan Jepang ke Pearl Harbor pada 7 Desember 1941, Amerika Serikat memasuki Perang Dunia II bersama Sekutu dan membantu mengalahkan Jerman Nazi di Eropa dan mengalahkan Jepang di Timur Jauh.

    Setelah Perang Dunia II, Amerika Serikat dan Uni Soviet muncul sebagai negara adidaya yang saling bersaing dan memulai Perang Dingin. Kedua negara ini saling bertikai secara tak langsung dalam persaingan senjata dan perlombaan angkasa. Kebijakan luar negeri Amerika Serikat selama Perang Dingin dipusatkan pada pembendungan Komunisme, dan negara ini ikut serta dalam perang di Korea dan Vietnam untuk mencapai tujuan ini. Liberalisme memperoleh banyak kemenangan pada masa New Deal dan juga pada pertengahan 1960-an, khususnya dalam kesuksesan gerakan hak sipil, namun konservatisme kembali berkembang pada tahun 1980-an di bawah Ronald Reagan. Perang Dingin berakhir setelah bubarnya Uni Soviet pada tahun 1991, menjadikan Amerika Serikat sebagai satu-satunya negara adikuasa. Memasuki abad ke-21, konflik internasional berpusat di sekitar Timur Tengah dan meningkat tajam menyusul serangan 11 September serta Perang Melawan Terorisme yang dideklarasikan setelahnya. Amerika Serikat mengalami resesi ekonomi terburuk sejak Perang Dunia II pada akhir tahun 2000-an, yang disusul oleh melambatnya pertumbuhan ekonomi selama tahun 2010-an.

    Prasejarah

     

    Pada awal era Paleozoikum, Amerika Utara berada di belahan Bumi Selatan, dan banyak lautnya yang dipenuhi oleh beragam makhluk laut. Pada paruh akhir Paleozoikum, lautan berubah menjadi rawa dan menjadi habitat bagi amfibi dan reptil awal. Ketika benua ini menjadi bagian dari Pangea, terjadi kondisi kering dan leluhur mamalia mendominasi kawasan ini hingga mengalami kepunahan massal.

    Dinosaurus muncul pada masa Trias, periode pertama dari era Mesozoikum, dan dengan cepat menyebar ke Amerika Serikat. Setelah Pangea terpecah, Amerika Utara mulai bergerak ke arah utara dan barat. Pada masa Jura akhir, dataran di kawasan barat Amerika Utara menjadi rumah bagi dinosaurus seperti Allosaurus, Spinosaurus, dan Stegosaurus. Pada masa Kapur, Teluk Meksiko meluas dan memecah Amerika Utara. Plesiosaurus dan mosasaurus hidup di perairannya. Di kemudian hari, dataran pesisir kawasan barat dihuni oleh dinosaurus seperti Edmontosaurus, Triceratops, dan Tyrannosaurus, hingga seluruh dinosaurus mengalami kepunahan massal.

    Pada era Kenozoikum, mamalia mulai mendominasi daratan Amerika Utara. Selama masa Eosen, kawasan barat menjadi habitat bagi unta dan kuda primitif yang kecil serta karnivora creodonta. Titanotheres yang mirip badak mendominasi Dakota Selatan pada masa Oligosen. Setelah itu, iklim di Amerika Serikat mendingin hingga masa Pleistosen, ketika gletser menyebar. Kucing gigi pedang, mammoth berbulu, mastodon, dan serigala mengerikan menghuni kawasan ini, hingga akhirnya kedatangan manusia membuat mereka punah melalui perburuan.

    Pra-Columbus

     

    Tidak ada kepastian mengenai bagaimana dan kapan penduduk asli Amerika pertama kali menetap di Benua Amerika dan Amerika Serikat modern. Teori paling terkenal menyatakan bahwa orang bermigrasi dari Eurasia menyeberangi Beringia, sebuah jembatan darat yang menghubungkan Siberia dengan Alaska modern, dan kemudian menyebar ke selatan di sepanjang Benua Amerika. Migrasi ini kemungkinan dimulai pada 30.000 tahun silam dan berlanjut hingga sekitar 10.000 tahun silam, ketika jembatan tanah itu terendam akibat naiknya permukaan air yang disebabkan oleh berakhirnya periode glasial terakhir. Penduduk awal ini, yang disebut bangsa Paleo Amerika, dengan cepat terbagi menjadi ratusan bangsa dan suku dengan budaya yang beragam.

     

    Zaman kolonial

     

    Setelah periode penjelajahan yang dilakukan oleh negara-negara besar di Eropa, permukiman pertama didirikan pada 1607. Orang Eropa membawa kuda, sapi, dan babi ke benua Amerika, dan membawa jagung, kalkun, kentang, kacang, tembakau, dan labu ke Eropa. Lingkungan berpenyakit terbukti mematikan bagi banyak penjelajah dan para pemukim awal menderita penyakit-penyakit baru. Dampak penyakit baru bahkan lebih buruk bagi penduduk asli Amerika, terutama penyakit cacar dan campak. Banyak sekali penduduk asli yang meninggal, biasanya sebelum permukiman Eropa berskala besar dimulai

     

    Kolonisasi Spanyol, Belanda, dan Prancis

     

    Para penjelajah Spanyol adalah orang Eropa pertama yang tiba di benua Amerika, melalui ekspedisi kedua Christopher Columbus, yang mencapai Puerto Rico pada 19 November 1493; yang lainnya mencapai Florida pada 1513. Dengan cepat ekspedisi Spanyol mencapai Pegunungan Appalachia, Sungai Mississippi, Grand Canyon, dan Great Plains. Pada 1540, Hernando de Soto melakukan penjelajahan besar-besaran ke kawasan Tenggara. Selain itu, pada tahun yang sama Francisco Vázquez de Coronado menjelajahi Arizona hingga Kansas tengah.Spanyol mengirim beberapa pemukim, mendirikan pemukiman Eropa permanen pertama di Amerika Serikat di St. Augustine, Florida pada 1565, namun hanya sedikit yang menetap permanen di sana. Permukiman Spanyol yang tumbuh menjadi kota-kota penting antara lain Santa Fe, Albuquerque, San Antonio, Tucson, San Diego, Los Angeles, Santa Barbara dan San Francisco

     

    Belanda Baru adalah koloni Belanda abad ke-17 yang berpusat di New York City modern dan Lembah Sungai Hudson, di mana mereka berdagang dengan suku Indian di utara dan menahan perluasan Yankee dari New England. Orang Belanda adalah para Calvinis yang mendirikan Gereja Reformasi di Amerika, namun mereka toleran terhadap agama dan kebudayaan lainnya. Koloni ini direbut Inggris pada 1644 dan meninggalkan warisan yang bertahan lama dalam kehidupan budaya dan politik Amerika, termasuk keterbukaan pikiran dan pragmatisme perdagangan di kota, suatu tradisionalisme rural di pedesaan yang dicirikan oleh kisah Rip Van Winkle, serta politisi seperti Martin Van Buren, Theodore Roosevelt, Franklin D. Roosevelt dan Eleanor Roosevelt

     

    New France adalah daerah yang dikolonisasi oleh Prancis sejak 1534 hingga 1763. Ada sedikit pemukim permanen di luar Quebec dan Acadia, namun Konfederasi Wabanaki menjadi sekutu militer New France melalui empat Perang Perancis dan Indian melawan koloni-koloni Inggris yang bersekutu dengan Konfederasi Iroquois. Selama Perang Perancis dan Indian, New England berperang dengan sukses melawan Acadia dan Inggris memindahkan orang Acadia dari Acadia (Nova Scotia) lalu menggantinya dengan para Petani New England. Pada akhirnya, beberapa orang Acadia bermukim kembali di Louisiana, di mana mereka mengembangkan kebudayaan pedesaan Cajun yang unik dan masih ada hingga kini. Mereka menjadi warga negara Amerika Serikat pada 1803 melalui Pembelian Louisiana.Desa-desa Prancis lainnya di sepanjang sungai Mississippi dan Illinois direbut ketika orang Amerika Serikat mulai berdatangan setelah 1770

     

    Kolonisasi Britania

     

    Lahan di sepanjang pesisir timur ditempati terutama oleh kolonis Inggris pada abad ke-17, bersama sejumlah kecil orang Belanda dan Swedia. Amerika Kolonial dicirikan oleh amat kurangnya tenaga kerja yang parah sehingga diberlakukan bentuk kerja paksa seperti perbudakan dan kerja wajib, serta oleh kebijakan Inggris berupa pengabaian ramah (pengabaian salut) yang mengizinkan perkembangan semangat Amerika terpisah dari para pendiri Eropanya.Lebih dari separuh imigran Eropa datang ke Amerika Kolonial sebagai pekerja paksa

     

    Bangsa Inggris mencoba mendirikan pemukiman di Pulau Roanoke tahun 1585, tetapi tidak berlangsung lama. Pada tahun 1607, permukiman Inggris pertama yang dapat bertahan berdiri di Sungai James di Jamestown, Virginia, yang memulai Perbatasan Amerika. Permukiman ini didirikan oleh John Smith, John Rolfe, dan orang-orang Inggris lainnya yang tertarik dengan kekayaan dan petualangan. Koloni ini hampir gagal bertahan dan mengalami kesusahan selama puluhan tahun karena penyakit dan kelaparan, hingga akhirnya mengalami keberhasilan setelah adanya gelombang baru pemukim tiba pada akhir abad ke-17 yang mendirikan pertanian komersial berbasis tembakau. Antara akhir 1610-an dan Revolusi, Inggris mengirimkan sekitar 50.000 narapidana ke koloni di Amerika.Satu contoh konflik yang parah adalah pemberontakan Powhatan 1622 di Virginia, dimana suku Indian membunuh ratusan pemukim Inggris. Konflik terbesar antara suku Indian dan pemukim Inggris pada abad ke-17 adalah Perang Raja Philip di New England Perang Yamasee di Carolina Selatan juga menghasilkan banyak korban.

    New England pada awalnya dihuni oleh orang Puritan yang mendirikan Koloni Teluk Massachusetts pada 1630, meskipun sudah ada ada satu permukiman kecil pada 1620 oleh sekelompok orang Inggris yang dijuluki Pilgrim Fathers (orang yang melarikan diri karena berselisih paham dengan gereja) di Koloni Plymouth. Alih-alih menemukan emas, Pilgrims dan Puritan lebih tertarik untuk membuat masyarakat yang lebih baik, yang mereka juluki “kota di sebuah bukit.”Roger Williams, yang ditendang keluar dari Massachusetts, mendirikan koloni di Rhode Island tahun 1636. Koloni Tengah, terdiri atas negara bagian New York, New Jersey, Pennsylvania, dan Delaware modern, dicirikan oleh tingkat keragaman yang tinggi. Upaya pertama untuk mendirikan permukiman Inggris di selatan Virginia adalah Provinsi Carolina. Sementara koloni yang terakhir berdiri di antara Tiga Belas Koloni adalah Koloni Georgia yang berdiri pada 1733.

    Perkembangan koloni merupakan hal yang buruk bagi penduduk asli Amerika. Mereka kehilangan negeri mereka, dan banyak dari antara mereka yang meninggal akibat variola, penyakit yang dibawa bangsa Eropa ke Amerika.

    Koloni memiliki ciri berupa keragaman keagamaan, dengan banyaknya Kongregasionalis di New England, Reformasi Jerman dan Belanda di Koloni Tengah, Katolik di Maryland, dan Presbyterian Skotlandia Irlandia di perbatasan. Banyak pejabat kerajaan dan pedagang adalah penganut Anglikan

    Pada awal tahun 1700-an, religiusitas amat meluas melalui kemunculan suatu gerakan keagamaan yang disebut Gerakan Kebangunan Rohani Pertama, yang dipimpin oleh pengkhotbah seperti Jonathan Edwards.Gerakan Kebangunan merupakan salah satu peristiwa pertama dalam sejarah Amerika yang merupakan “pergerakan besar”, atau sesuatu yang melibatkan banyak orang Amerika. Gerakan Kebangunan Rohani, bersama dengan Penghukuman Penyihir Salem, merupakan tanggapan atas situasi Amerika saat itu, dan mungkin mempengaruhi pemikiran yang digunakan dalam Revolusi Amerika. Evangelis Amerika yang terpengaruh Kebangunan menambahkan penekanan baru dalam pencurahan ilahi dari Roh Kudus dan konversi yang mengajarkan kepada para penganut baru cinta intens pada Tuhan. Kebangkitan itu mengemas keunggulan itu dan memajukan evangelikalisme yang baru dibentuk menjadi republik awal, memberi tempat bagi Gerakan Kebangunan Rohani Kedua, yang dimulai pada akhir 1790-an.

    Pada tahun 1733, terdapat tiga belas koloni. Koloni-koloni ini biasanya dikelompokan menjadi New England (New Hampshire, Massachusetts, Rhode Island dan Connecticut), koloni-koloni Tengah (New York, New Jersey, Pennsylvania, Delaware), dan Selatan (Maryland, Virginia, Carolina Utara, Carolina Selatan, dan Georgia). New England memiliki peternakan-peternakan kecil, dan lebih bertumpu pada perikanan, perkapalan, dan industri-industri kecil. Koloni Selatan memiliki perkebunan tembakau dan kapas. Kebun-kebun ini awalnya digarap oleh pekerja yang bersedia bekerja beberapa tahun dengan upah pintu masuk ke Amerika dan tanah, lalu oleh budak. Koloni tengah memiliki peternakan berukuran kecil, dan dikenal memiliki budaya dan kepercayaan yang beragam.

    Ketiga Belas koloni tersebut terkait dengan “ekonomi Atlantik”, yang meliputi penggunaan kapal untuk perdagangan budak, tembakau, rum, gula, emas, rempah-rempah, ikan, kayu, dan barang hasil produksi, antara Amerika, Hindia Barat, Eropa, dan Afrika.new York, Philadelphia, Boston, dan Charleston merupakan kota dan pelabuhan utama pada masa itu

    Integrasi politik dan otonomi

    Dari tahun 1754 hingga 1763, Inggris dan Perancis terlibat dalam perang yang disebut Perang Tujuh Tahun. Inggris berhasil memenangkan perang. Perancis menyerahkan koloninya di Kanada kepada Inggris, dan menyerahkan Louisiana ke Spanyol, Spanyol menyerahkan Florida kepada Inggris. Perang ini adalah titik balik dalam perkembangan politik koloni. Pengaruh para pesaing utama Tahta inggris di koloni dan Kanada, Prancis dan suku Indian Amerika Utara, amat berkurang. Selain itu, upaya perang berakibat pada integrasi politik koloni yang lebih besar, seperti ditunjukkan dalam Kongres Albany dan disimbolkan oleh seruan Benjamin Franklin supaya semua koloni “Bersatu atau Mati.”

    Menyusul penguasaan Inggris atas wilayah Prancis di Amerika Utara, Raja George III mengeluarkan Proklamasi Kerajaan 1763, yang menyatakan bahwa orang yang tinggal di tiga belas koloni tidak dapat menetap di sebelah barat Pegunungan Appalachia. Tujuan dari proklamasi ini adalah untuk mengorganisir kekaisaran Amerika Utara baru dan melindungi suku Indian dari perluasan kolonial ke kawasan barat. Pada masa selanjutnya, terjadi ketegangan antara para kolonis dengan Kerajaan. Parlemen Inggris mengeluarkan Undang-Undang Materai 1765, menerapkan pajak terhadap koloni tanpa melalui legislatif kolonial. Pajak-pajak tambahan juga ditetapkan melalui Undang-Undang Gula (1764), Undang-Undang Perangko (1765), Undang-Undang Townshend (1767), dan Undang-Undang Teh (1773).Para kolonis melakukan protes karena tidak memiliki perwakilan di Parlemen Inggris dan merasa bahwa mereka tidak memperoleh hak-hak mereka. Mereka mengeluarkan seruan “Tolak pajak tanpa perwakilan rakyat,” yang berarti mereka meminta agar mereka memiliki suara di Parlemen Britania,  Mereka terus menolak membayar pajak seiring ketegangan yang semakin meningkat pada akhir 1760-an dan awal 1770-an.

    Pesta Teh Boston pada 1773 adalah aksi langsung oleh para aktivis di kota Boston untuk memprotes pajak baru untuk teh. Para kolonis di Boston membuang ratusan kotak berisi teh dari kapal di Pelabuhan Boston, sebagai tanggapan terhadap Undang-Undang Teh.Parlemen merespon cepat setahun kemudian. Pasukan Inggris mengambil alih Boston, serta mengeluarkan Undang-Undang Paksaan, yang mencabut hak pemerintahan mandiri Massachusetts dan menempatkan wilayah itu di bawah kekuasaan pasukan. Tindakan ini memicu kemarahan dan perlawanan di semua koloni. Para pemimpin patriot dari tiga belas koloni mengadakan Kongres Kontinental Pertama untuk mengkoordinasikan perlawanan mereka terhadap Undang-Undang Paksaan. Tokoh-tokoh penting dalam kongres tersebut adalah Benjamin Franklin, John Adams, Thomas Jefferson, John Hancock, Roger Sherman, dan John Jay. Kongres menyerukan boikot terhadap perdagangan Inggris, menerbitkan daftar hak dan keluhan, serta mempetisi raja untuk mengatasi semua keluhan itu. Semua tindakan ini tidak terlalu berpengaruh, sehingga Kongres Kontinental Kedua pun digelar pada 1775 untuk mengorganisir pertahanan koloni melawan Pasukan Inggris.

    Revolusi Amerika

    Pada tahun 1776, Thomas Paine menulis pamflet Common Sense, yang menyatakan bahwa koloni-koloni harus merdeka dari Britania. Pada 4 Juli 1776, ketiga belas koloni setuju terhadap Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat.Kolonis-kolonis telah terlibat dalam pertempuran dengan Britania dalam Perang Revolusi Amerika. Perang dimulai pada tahun 1775 di Lexington dan Concord.

    Pada 1777, pasukan Amerika berhasil merebut Saratoga sehingga membuat Prancis bersedia bersekutu dengan Amerika. Selain itu, Prancis juga membawa serta Spanyol dan Belanda untuk ikut bersekutu bersama Amerika, sedangkan Inggris berperang tanpa sekutu.

    Meskipun tentara Amerika di bawah kepemimpinan George Washington banyak mengalami kekalahan, mereka memenangkan perang setelah kemenangan di Yorktown yang dibantu oleh Prancis. Traktat Paris ditandatangani, dan Britania menarik semua pasukannya dari Amerika Serikat.

    Pada 4 Juli 1776, Kongres Kontinental Kedua berkumpul di Philadelphia dan menyatakan kemerdekaan Amerika Serikat. Kemerdekaan ini didasarkan pada prinsip-prinsip republik, yang menekankan kedaulatan rakyat, menuntut kewajiban warga negara, menolak korupsi, dan menentang aristokrasi. Ahli politik Seymour Martin Lipset menulis bahwa Amerika Serikat adalah koloni besar pertama yang sukses memberontak melawan kekuasaan kolonial. Dalam pengertian ini, Amerika Serikat adalah ‘bangsa baru’ pertama.” Menurut sejumlah sejarawan, revolusi Amerika adalah sumber utama untuk agama sipil Amerika yang tak berdenominasi dan telah membentuk patriotisme dan kenangan serta makna negara tersebut.

    Awal Republik

    Konfederal Pada tahun 1781, koloni-koloni mempersiapkan sebuah Uni melalui Pasal-Pasal Konfederasi, akan tetapi hanya dapat berlangsung selama enam tahun. Sebagian besar kekuasaan diserahkan kepada negara-negara bagian, dan hanya sedikit kekuasaan yang dimiliki pemerintah pusat.Selain itu, tidak terdapat presiden. Pasal-Pasal Konfederasi juga tidak dapat menghentikan penduduk asli Amerika atau orang Britania di perbatasan, dan juga tak mampu menghentikan pemberontakan seperti Pemberontakan Shays. Setelah pemberontakan Shays’, banyak orang merasa Pasal-Pasal Konfederasi telah gagal. Akibatnya, para nasionalis, yang sebagian besarnya veteran perang, diorganisir di setiap negara bagian dan meminta Kongres m

    menyelenggarakan Konvensi Philadelphia pada 1787.

    Konstitusi Amerika Serikat ditulis pada tahun 1787. Tokoh-tokoh yang membantu penulisan konstitusi, seperti Washington, James Madison, Alexander Hamilton, dan Gouverneur Morris, merupakan pemikir-pemikir utama Amerika pada masa itu. Beberapa tokoh akan memegang posisi penting dalam pemerintahan baru. Konstitusi ini mendirikan pemerintahan nasional yang lebih kuat dan memiliki tiga cabang: eksekutif (Presiden dan kabinetnya), legislatif (Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat), dan yudikatif (pengadilan federal).Selain itu, Kongres diberi otoritas untuk melarang perdagangan budak internasional setelah 20 tahun. Konstitusi ini diratifikasi oleh negara-negara bagian pada tahun 1788.

     

  • Sejarah Tiongkok yang kaya akan budaya

    Sejarah Tiongkok yang kaya akan budaya

    Sejarah Tiongkok adalah salah satu sejarah kebudayaan tertua di dunia. Dari penemuan arkeologi dan antropologi, daerah Tiongkok telah didiami oleh manusia purba sejak 1,7 juta tahun yang lalu. Peradaban Tiongkok berawal dari berbagai negara kota di sepanjang lembah Sungai Kuning pada zaman Neolitikum. Sejarah tertulis Tiongkok dimulai sejak Dinasti Shang (k. 1750-1045 SM). Cangkang kura-kura dengan aksara Tionghoa kuno yang berasal dari Dinasti Shang memiliki penanggalan radiokarbon hingga 1500 SM. Budaya, sastra, dan filsafat Tiongkok berkembang pada zaman Dinasti Zhou (1066-221 SM) yang melanjutkan Dinasti Shang. Dinasti ini merupakan dinasti yang paling lama berkuasa dan pada zaman dinasti inilah aksara Tionghoa modern mulai berkembang.

     

    Dinasti Zhou terpecah menjadi beberapa negara kota, yang menciptakan Periode Negara Perang. Pada tahun 221 SM, Qin Shi Huang menyatukan berbagai kerajaan ini dan mendirikan kekaisaran pertama Tiongkok. Pergantian dinasti dalam sejarah Tiongkok telah mengembangkan suatu sistem birokrasi yang memungkinkan Kaisar Tiongkok memiliki kendali langsung terhadap wilayah yang luas.

    Pandangan konvensional terhadap sejarah Tiongkok adalah bahwa Tiongkok merupakan suatu negara yang mengalami pergantian antara periode persatuan dan perpecahan politis yang kadang-kadang dikuasai oleh suku bangsa asing (non-Han), yang sebagian besar terasimilasi ke dalam populasi Suku Han. Pengaruh budaya dan politik dari berbagai wilayah di Asia, yang dibawa oleh gelombang imigrasi, ekspansi, dan asimilasi yang bergantian, menyatu untuk membentuk budaya Tiongkok modern.

    Prasejarah

     

    Paleolitik

    Homo erectus telah mendiami daerah yang sekarang dikenal sebagai Tiongkok sejak zaman Paleolitik, lebih dari satu juta tahun yang lalu. Kajian menunjukkan bahwa peralatan batu yang ditemukan di situs Xiao Cheng Liang telah berumur 1,36 juta tahun. Situs arkeologi Xihoudu di provinsi Shanxi menunjukkan catatan paling awal penggunaan api oleh Homo erectus, yang berumur 1,27 juta tahun yang lalu. Ekskavasi di Yuanmou dan Lantian menunjukkan permukiman yang lebih lampau. Spesimen Homo erectus paling terkenal yang ditemukan di Tiongkok adalah Manusia Peking yang ditemukan pada tahun 1965.

    Tiga pecahan tembikar yang berasal dari 16500 dan 19000 SM ditemukan di Gua Liyuzui di Liuzhou, provinsi Guangxi.

    Neolitik

    Zaman Neolitik di Tiongkok dapat dilacak hingga 10.000 SM. Bukti-bukti awal pertanian milet memiliki penanggalan radiokarbon sekitar 7000 SM.Kebudayaan Peiligang di Xinzheng, Henan berhasil diekskavasi pada tahun 1977.Dengan berkembangnya pertanian, muncul peningkatan populasi, kemampuan menyimpan dan mendistribusikan hasil panen, serta pengrajin dan pengelola.Pada akhir Neolitikum, lembah Sungai Kuning mulai berkembang menjadi pusat kebudayaan dengan penemuan arkeologis signifikan ditemukan di Banpo, Xi’an. Sungai Kuning dinamakan demikian disebabkan terdapatnya debu sedimen (loess) yang bertumpuk di tepi sungai dan tanah sekitarnya, yang kemudian setelah terbenam di sungai menimbulkan warna yang kekuning-kuningan pada air sungai tersebut.

    Sejarah awal Tiongkok dibuat rumit oleh kurangnya tulisan pada periode ini dan dokumen-dokumen pada masa sesudahnya yang mencampurkan fakta dan fiksi pada zaman ini. Pada 7000 SM, penduduk Tiongkok bercocok tanam milet, menumbuhkan kebudayaan Jiahu. Di Damai di Ningxia, ditemukan 3.172 lukisan gua berasal dari 6000-5000 SM yang mirip dengan karakter-karakter awal yang dikonfirmasi sebagai aksara Tionghoa.Kebudayaan Yangshao yang muncul belakangan dilanjutkan dengan kebudayaan Longshan pada sekitar 2500 SM.

    Zaman Kuno

    Sejarawan Tiongkok pada periode selanjutnya terbiasa dengan gagasan satu dinasti menggantikan yang lain, tetapi situasi politik di Tiongkok awal jauh lebih rumit. Oleh karena itu, seperti yang disarankan oleh beberapa sarjana China, Xia dan Shang dapat merujuk pada entitas politik yang ada secara bersamaan, sama seperti Zhou awal yang ada pada waktu yang sama dengan Shang.  Hal ini memiliki kesamaan dengan bagaimana Tiongkok, baik pada masa itu maupun setelahnya, telah dibagi menjadi negara-negara yang bukan merupakan satu wilayah, baik secara hukum maupun budaya.

    Periode paling awal yang dianggap bersejarah adalah era legendaris kaisar-bijak Yao, Shun, dan Yu. Secara tradisional, sistem turun tahta menonjol pada periode ini, dengan Yao menyerahkan tahtanya kepada Shun, yang turun tahta kepada Yu, yang mendirikan Dinasti Xia.

    Dinasti Xia (2100 SM-1600 SM)

    Dinasti Xia di Tiongkok (c. 2070 – c. 1600 SM) adalah dinasti pertama dari Tiga Dinasti yang dijelaskan dalam catatan sejarah kuno seperti Catatan Sejarawan Besar Sima Qian dan Sejarah Bambu. Dinasti ini umumnya dianggap mitos oleh para sarjana Barat, tetapi di Cina biasanya dikaitkan dengan situs Zaman Perunggu awal di Erlitou yang digali di Henan pada tahun 1959. Karena tidak ada tulisan yang digali di Erlitou atau situs sezaman lainnya, tidak cukup bukti untuk membuktikan apakah dinasti Xia pernah ada. Beberapa arkeolog menyatakan bahwa situs Erlitou adalah ibu kota Dinasti Xia. Bagaimanapun, situs Erlitou memiliki tingkat organisasi politik yang tidak akan bertentangan dengan legenda Xia yang tercatat dalam teks-teks selanjutnya. Lebih penting lagi, situs Erlitou memiliki bukti paling awal tentang elit yang melakukan ritual menggunakan bejana perunggu, yang nantinya akan diadopsi oleh Shang dan Zhou.

    Menurut kronologi tradisional berdasarkan perhitungan Liu Xin, dinasti ini berkuasa antara 2205-1766 SM, sedangkan menurut Sejarah Bambu, pemerintahan dinasti ini adalah antara 1989-1558 SM. Menurut Proyek Kronologi Xia Shang Zhou (PK XSZ) yang diselenggarakan oleh pemerintah Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1996, dinasti ini berkuasa antara 2070-1600 SM

    Dinasti Shang (1600 SM-1046 SM)

    Dinasti Shang menurut sumber tradisional adalah dinasti pertama Tiongkok. Menurut kronologi berdasarkan perhitungan Liu Xin, dinasti ini berkuasa antara 1766-1122 SM, sedangkan menurut Sejarah Bambu adalah antara 1556-1046 SM. Hasil dari Proyek Kronologi Xia Shang Zhou pada tahun 1996 menyimpulkan bahwa dinasti ini memerintah antara 1600-1046 SM. Informasi langsung tentang dinasti ini berasal dari inskripsi pada artefak perunggu dan tulang orakel, serta dari Catatan Sejarah Agung (Shiji) karya Sima Qian.

    Temuan arkeologi memberikan bukti keberadaan Dinasti Shang sekitar 1600-1046 SM, yang terbagi menjadi dua periode. Bukti keberadaan Dinasti Shang periode awal (k. 1600-1300 SM) berasal dari penemuan-penemuan di Erlitou, Zhengzhou dan Shangcheng. Sedangkan bukti keberadaan Dinasti Shang periode kedua (k. 1300–1046 SM) atau periode Yin (殷), berasal dari kumpulan besar tulisan pada tulang orakel. Para arkeolog mengkonfirmasikan bahwa kota Anyang di provinsi Henan adalah ibu kota terakhir Dinasti Shang, dari sembilan ibu kota lainnya. Dinasti Shang diperintah 31 orang raja, sejak Raja Tang sampai dengan Raja Zhou sebagai raja terakhir. Masyarakat Tiongkok masa ini mempercayai banyak dewa, antara lain dewa-dewa cuaca dan langit, serta dewa tertinggi yang dinamakan Shang-Ti. Mereka juga percaya bahwa nenek moyang mereka, termasuk orang tua dan kakek-nenek mereka, setelah meninggal akan menjadi seperti dewa pula dan layak disembah.Sekitar tahun 1500 SM, orang Tiongkok mulai menggunakan tulang orakel untuk memprediksi masa depan.

    Para ilmuwan Barat cenderung ragu-ragu untuk menghubungkan berbagai permukiman yang sezaman dengan permukiman Anyang sebagai bagian dari dinasti Shang. Hipotesis terkuat ialah telah terjadinya koeksistensi antara Anyang yang diperintah oleh Dinasti Shang, dengan permukiman-permukiman berbudaya lain di wilayah yang sekarang dikenal sebagai “Tiongkok sebenarnya” (China proper).

    Dinasti Zhou (1046 SM–256 SM)

    Dinasti Zhou (1046 SM hingga sekitar 256 SM) adalah dinasti yang bertahan paling lama dalam sejarah Tiongkok, meskipun kekuatannya terus menurun selama hampir delapan abad keberadaannya. Pada akhir milenium ke-2 SM, dinasti Zhou muncul di lembah Sungai Wei di Provinsi Shaanxi barat modern, di mana mereka ditunjuk sebagai Pelindung Barat oleh Shang. Koalisi yang dipimpin oleh penguasa Zhou, Raja Wu, mengalahkan Shang di Pertempuran Muye. Mereka mengambil alih sebagian besar lembah Sungai Kuning tengah dan hilir dan memperdaya kerabat dan sekutu mereka di negara bagian semi-independen di seluruh wilayah. Beberapa dari negara bagian ini akhirnya menjadi lebih kuat daripada raja-raja Dinasti Zhou.

    Raja-raja Dinasti Zhou menggunakan konsep Mandat Surga untuk melegitimasi pemerintahan mereka, sebuah konsep yang berpengaruh di hampir semua dinasti berikutnya. Seperti Shangdi, Langit (tian) memerintah semua dewa lainnya, dan memutuskan siapa yang akan memerintah Tiongkok. Diyakini bahwa seorang penguasa kehilangan Mandat Surga ketika bencana alam terjadi dalam jumlah besar, dan ketika, secara lebih realistis, penguasa tampaknya kehilangan kepeduliannya terhadap rakyat. Sebagai tanggapan, rumah kerajaan akan digulingkan, dan sebuah rumah baru akan memerintah, setelah diberikan Mandat Surga.

    Zhou mendirikan dua ibu kota Hangzhou (dekat Xi’an modern) dan Zhengzhou (Luoyang), dengan istana raja bekerja di antara keduanya secara teratur. Aliansi Zhou berangsur-angsur berkembang ke arah timur ke Shandong, ke arah tenggara ke lembah Sungai Huai, dan ke selatan ke lembah Sungai Yangtze.

    Periode Musim Semi dan Musim Gugur (722-476 SM)

    Pada tahun 771 SM, Raja You dan pasukannya dikalahkan dalam Pertempuran Gunung Li oleh negara-negara pemberontak dan kaum barbar Quanrong. Para bangsawan pemberontak mendirikan penguasa baru, Raja Ping, di Luoyang,  memulai fase besar kedua dari dinasti Zhou: periode Zhou Timur, yang terbagi menjadi periode Musim Semi dan Musim Gugur dan Periode Negara Berperang. Periode Musim Semi dan Musim Gugur diberi nama berdasarkan karya sastra Chun Qiu (Musim Semi dan Gugur) yang terkenal. Melemahnya kekuatan pusat meninggalkan kekosongan. Kekaisaran Zhou sekarang terdiri dari ratusan negara bagian kecil, beberapa di antaranya hanya sebesar kota bertembok dan tanah sekitarnya. Negara-negara ini mulai berperang satu sama lain dan bersaing untuk hegemoni. Negara-negara yang lebih kuat cenderung untuk menaklukkan dan menggabungkan negara-negara yang lebih lemah, sehingga jumlah negara bagian menurun dari waktu ke waktu. Pada abad ke-6 SM sebagian besar negara bagian kecil telah menghilang dengan dianeksasi dan hanya beberapa kerajaan besar dan kuat yang tersisa. Beberapa negara bagian selatan, seperti Chu dan Wu, mengklaim kemerdekaan dari Zhou, yang berperang melawan beberapa dari mereka (Wu dan Yue). Banyak kota baru didirikan pada periode ini dan masyarakat secara bertahap menjadi lebih urban dan komersial. Banyak orang terkenal seperti Laozi, Konfusius dan Sun Tzu hidup selama masa kekacauan ini.

    Konflik pada periode ini terjadi baik antar negara maupun di dalam negara. Peperangan antar negara memaksa negara bagian yang selamat untuk mengembangkan administrasi yang lebih baik untuk memobilisasi lebih banyak tentara dan sumber daya. Di dalam negara bagian, terjadi perebutan terus-menerus antara keluarga elit. Misalnya, tiga keluarga paling berkuasa di negara bagian Jin—Zhao, Wei, dan Han—akhirnya menggulingkan keluarga penguasa dan membagi negara di antara mereka.

    Seratus Aliran Pemikiran filsafat Tiongkok klasik mulai berkembang selama periode ini dan periode Negara-Negara Berperang berikutnya. Gerakan intelektual yang berpengaruh seperti Konfusianisme, Taoisme, Legalisme dan Mohisme didirikan, sebagian sebagai tanggapan terhadap perubahan dunia politik. Dua pemikiran filosofis pertama akan memiliki pengaruh yang sangat besar pada budaya Tionghoa.

    Periode Negara Perang (476 SM-221 SM)

    telah berbagai konsolidasi politik, tujuh negara terkemuka bertahan pada akhir abad ke-5 SM. Meskipun saat itu masih terdapat raja dari Dinasti Zhou sampai 256 SM, namun ia hanya seorang pemimpin nominal yang tidak memiliki kekuasaan yang nyata. Pada masa itu, daerah tetangga dari negara-negara yang berperang juga ditaklukkan dan menjadi wilayah baru, antara lain Sichuan dan Liaoning; yang kemudian diatur di bawah sistem administrasi lokal baru berupa commandery dan prefektur (郡县/郡县). Negara Qin berhasil menyatukan ketujuh negara yang ada, serta melakukan ekspansi ke wilayah-wilayah Zhejiang, Fujian, Guangdong, dan Guangxi pada 214 SM.Periode saat negara-negara saling berperang hingga penyatuan seluruh Tiongkok oleh Dinasti Qin pada tahun 221 SM, dikenal dengan nama “Periode Negara Perang”, yaitu penamaan yang diambil dari nama karya sejarah Zhan Guo Ce (Strategi Negara Berperang).

    Zaman kekaisaran

    Dinasti Qin (221 SM–206 SM)

    Dinasti Qin berhasil menyatukan Tiongkok yang terpecah menjadi beberapa kerajaan pada Periode Negara Perang melalui serangkaian penaklukan terhadap kerajaan-kerajaan lain, dengan penaklukan terakhir adalah terhadap kerajaan Qi pada sekitar tahun 221 SM.Qin Shi Huang dinobatkan menjadi kaisar pertama Tiongkok bersatu pada tahun tersebut. Dinasti ini terkenal mengawali pembangunan Tembok Besar Tiongkok yang belakangan diselesaikan oleh Dinasti Ming serta peninggalan Terakota di makam Qin Shi Huang.

    Beberapa kontribusi besar Dinasti Qin, antara termasuk terbentuknya konsep pemerintahan terpusat, penyatuan undang-undang hukum, diterapkannya bahasa tertulis, satuan pengukuran, dan mata uang bersama seluruh Tiongkok, setelah berlalunya masa-masa kesengsaraan pada Zaman Musim Semi dan Gugur. Bahkan hal-hal yang mendasar seperti panjangnya as roda untuk gerobak dagang, saat itu mengalami penyeragaman demi menjamin berkembangnya sistem perdagangan yang baik di seluruh kekaisaran

    Dinasti Han (206 SM–220)

    Dinasti Han didirikan oleh Liu Bang, seorang petani yang memimpin pemberontakan rakyat dan meruntuhkan dinasti sebelumnya, Dinasti Qin, pada tahun 206 SM. Zaman kekuasaan Dinasti Han terbagi menjadi dua periode yaitu Dinasti Han Barat (206 SM-9 M) dan Dinasti Han Timur (23-220 M) yang dipisahkan oleh periode pendek Dinasti Xin (9-23 M).

    Kaisar Wu (Han Wudi) berhasil mengeratkan persatuan dan memperluas kekaisaran Tiongkok dengan mendesak bangsa Xiongnu (sering disamakan dengan bangsa Hun) ke arah stepa-stepa Mongolia Dalam, dengan demikian merebut wilayah-wilayah Gansu, Ningxia, dan Qinghai. Hal tersebut menyebabkan terbukanya untuk pertama kali perdagangan antara Tiongkok dan Eropa, melalui Jalur Sutra. Jenderal Ban Chao dari Dinasti Han bahkan memperluas penaklukannya melintasi pegunungan Pamir sampai ke Laut Kaspia.Kedutaan pertama dari Kekaisaran Romawi tercatat pada sumber-sumber Tiongkok pertama kali dibuka (melalui jalur laut) pada tahun 166, dan yang kedua pada tahun 284.

    Zaman Tiga Negara (220–280)

    Zaman Tiga Negara (Wei, Wu, dan Shu) adalah suatu periode perpecahan Tiongkok yang berlangsung setelah hilangnya kekuasaan de facto Dinasti Han. Secara umum periode ini dianggap berlangsung sejak pendirian Wei (220) hingga penaklukan Wu oleh Dinasti Jin (280), walau banyak sejarawan Tiongkok yang menganggap bahwa periode ini berlangsung sejak Pemberontakan Serban Kuning (184). Zaman ini adalah salah satu era yang paling terkenal dalam sejarah Tiongkok, disebabkan karena popularitas roman sejarah Kisah Tiga Negara (Samkok) yang telah diadaptasi dalam berbagai format oleh berbagai negara.

    Dinasti Jin dan Enam Belas Negara (280-420)

    Dinasti Jin (265-420) dan Zaman Enam Belas Negara

    Tiongkok berhasil dipersatukan untuk sementara waktu pada tahun 280 oleh Dinasti Jin. Meskipun demikian, kelompok etnis di luar suku Han (Wu Hu) masih menguasai sebagian besar wilayah pada awal abad ke-4 dan menyebabkan migrasi besar-besaran suku Han ke selatan Sungai Yangtze. Bagian utara Tiongkok terpecah menjadi negara-negara kecil yang membentuk suatu era turbulen yang dikenal dengan Zaman Enam Belas Negara (304 – 469).

    Dinasti Utara dan Selatan (420–589)

    Menyusul keruntuhan Dinasti Jin Timur pada tahun 420, Tiongkok memasuki era Dinasti Utara dan Selatan. Zaman ini merupakan masa perang saudara dan perpecahan politik, walaupun juga merupakan masa berkembangnya seni dan budaya, kemajuan teknologi, serta penyebaran Agama Buddha dan Taoisme.

    Dinasti Sui (589–618).

    Setelah hampir empat abad perpecahan, Dinasti Sui berhasil mempersatukan kembali Tiongkok pada tahun 589 dengan penaklukan Yang Jian, pendiri Dinasti Sui, terhadap Dinasti Chen di selatan. Periode kekuasaan dinasti ini antara lain ditandai dengan pembangunan Terusan Besar Tiongkok dan pembentukan banyak lembaga pemerintahan yang nantinya akan diadopsi oleh Dinasti Tang.

    Dinasti Tang (618–907)

    Pada 18 Juni 618, Li Yuan naik tahta dan memulai era Dinasti Tang yang menggantikan Dinasti Sui. Zaman ini merupakan masa kemakmuran dan perkembangan seni dan teknologi Tiongkok. Agama Buddha menjadi agama utama yang dianut oleh keluarga kerajaan serta rakyat kebanyakan. Sejak sekitar tahun 860, Dinasti Tang mulai mengalami kemunduran karena munculnya pemberontakan-pemberontakan.

    Lima Dinasti dan Sepuluh Negara (907–960)

    Antara tahun 907 sampai 960, sejak runtuhnya Dinasti Tang sampai berkuasanya Dinasti Song, terjadi suatu periode perpecahan politik yang dikenal sebagai Zaman Lima Dinasti dan Sepuluh Negara. Pada masa yang cukup singkat ini, lima dinasti (Liang, Tang, Jin, Han, dan Zhou) secara bergantian menguasai jantung wilayah kerajaan lama di utara Tiongkok. Pada saat yang bersamaan, sepuluh negara kecil lain (Wu, Wu Yue, Min, Nanping, Chu, Tang Selatan, Han Selatan, Han Utara, Shu Awal, dan Shu Akhir) berkuasa di selatan dan barat Tiongkok.

    Dinasti Song, Liao, Jin, serta Xia Barat (960-1279)

    Antara tahun 960 hingga 1279, Tiongkok dikuasai oleh beberapa dinasti. Pada tahun 960, Dinasti Sung (960-1279) yang beribu kota di Kaifeng menguasai sebagian besar Tiongkok dan mengawali suatu periode kesejahteraan ekonomi. Wilayah Manchuria (sekarang dikenal dengan Mongolia) dikuasai oleh Dinasti Liao (907-1125) yang selanjutnya digantikan oleh Dinasti Jin (1115-1234). Sementara itu, wilayah barat laut Tiongkok yang sekarang dikenal dengan provinsi-provinsi Gansu, Shaanxi, dan Ningxia dikuasai oleh Dinasti Xia Barat antara tahun 1032 hingga 1227.

    Dinasti Yuan (1279–1368)

    Antara tahun 1279 hingga tahun 1368, Tiongkok dikuasai oleh Dinasti Yuan yang berasal dari Mongolia dan didirikan oleh Kublai Khan. Dinasti ini menguasai Tiongkok setelah berhasil meruntuhkan Dinasti Jin di utara sebelum bergerak ke selatan dan mengakhiri kekuasaan Dinasti Song. Dinasti ini adalah dinasti pertama yang memerintah seluruh Tiongkok dari ibu kota Beijing.

    Sebelum invasi bangsa Mongol, laporan dari dinasti-dinasti Tiongkok memperkirakan terdapat sekitar 120 juta penduduk; namun setelah penaklukan selesai secara menyeluruh pada tahun 1279, sensus tahun 1300 menyebutkan bahwa terdapat 60 juta penduduk. Demikian pula pada pemerintahan Dinasti Yuan terjadi epide wabah penyakit pes (Kematian Hitam), dan diperkirakan telah menewaskan 30% populasi Tiongkok saat itu

    Dinasti Qing (1644–1911)

    Dinasti Qing (清朝, 1644–1911) didirikan menyusul kekalahan Dinasti Ming, dinasti terakhir Han Tiongkok, oleh suku Manchu (滿族,满族) dari sebelah timur laut Tiongkok pada tahun 1644. Dinasti ini merupakan dinasti feodal terakhir yang memerintah Tiongkok. Diperkirakan sekitar 25 juta penduduk tewas dalam periode penaklukan Manchu atas Dinasti Ming (1616-1644).Bangsa Manchu kemudian mengadopsi nilai-nilai Konfusianisme dalam pemerintahan mereka, sebagaimana tradisi yang dilaksanakan oleh pemerintahan dinasti-dinasti Han sebelumnya.

    Pada Pemberontakan Taiping (1851–1864), sepertiga wilayah Tiongkok sempat jatuh dalam kekuasaan Taiping Tianguo, suatu gerakan keagamaan kuasi-Kristen yang dipimpin Hong Xiuquan yang menyebut dirinya “Raja Langit”. Setelah empat belas tahun, barulah pemberontakan tersebut berhasil dipadamkan, tentara Taiping dihancurkan dalam Perang Nanking Ketiga tahun 1864. Kematian yang terjadi selama 15 tahun pemberontakan tersebut diperkirakan mencapai 20 juta penduduk.

    Beberapa pemberontakan yang memakan korban jiwa dan harta yang lebih besar kemudian terjadi, yaitu Perang Suku Punti-Hakka, Pemberontakan Nien, Pemberontakan Minoritas Hui, Pemberontakan Panthay, dan Pemberontakan Boxer. Dalam banyak hal, pemberontakan-pemberontakan tersebut dan perjanjian tidak adil yang berhasil dipaksakan oleh kekuatan imperialis asing terhadap Dinasti Qing, merupakan tanda-tanda ketidakmampuan Dinasti Qing dalam menghadapi tantangan-tantangan baru yang muncul pada abad ke-19.

    Zaman modern

    Republik Tiongkok

    Rasa frustasi karena penolakan Dinasti Qing untuk melakukan reformasi serta karena kelemahan Tiongkok terhadap negara-negara lain, membuat timbulnya revolusi yang terinspirasi oleh ide-ide Sun Yat-sen untuk menghapuskan sistem kerajaan dan menerapkan sistem republik di Tiongkok. Pada tanggal 12 Februari 1912, kaisar terakhir Qing, Kaisar Xuantong turun tahta, menyusul Revolusi Xinhai. Sebulan setelahnya, pada 12 Maret 1912, Republik Tiongkok didirikan dengan Sun Yat-sen sebagai presiden pertamanya.

    Perbudakan di Tiongkok dihapuskan pada tahun 1910.

    Pada tahun 1928, setelah konflik berkepanjangan antara panglima-panglima perang yang terjadi antara 1916-1928, sebagian besar Tiongkok dipersatukan di bawah Kuomintang (KMT) oleh Chiang Kai-shek. Sementara itu, Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang berhaluan komunis mulai juga menancapkan pengaruhnya dan menjadi pesaing utama Kuomintang yang menimbulkan Perang Saudara

    Kedua partai Tiongkok ini secara nominal sempat bersatu dalam menghadapi pendudukan Jepang yang dimulai tahun 1937, yaitu selama Perang Tiongkok-Jepang (1937-1945) yang merupakan bagian Perang Dunia II. Mengikuti kekalahan Jepang tahun 1945, permusuhan KMT dan PKC berlanjut kembali setelah usaha-usaha rekonsiliasi dan negosiasi gagal mencapai kesepakatan. 

    Di akhir Perang Dunia II tahun 1945 sebagai bagian dari penyerahan kekuasaan Jepang, pasukan Jepang di Taiwan menyerah kepada pasukan Republik di bawah Chiang Kai-shek yang memegang kendali atas Taiwan. Konflik antara partai-partai Tiongkok yang dimulai sejak 1927 berakhir secara tak resmi dengan pengunduran diri Kuomintang ke Taiwan pada tahun 1949 dan menjadikan Partai Komunis Tiongkok sebagai penguasa tunggal di Tiongkok Daratan. Sampai sekarang, pemerintah yang memerintah Taiwan masih menggunakan nama resmi “Republik Tiongkok” walaupun secara umum dikenal dengan nama “Taiwan”

    Pada akhir Perang Dinasti Qing–Jepang Pertama pada tahun 1895, Dinasti Qing menyerahkan kedaulatan Pulau Taiwan kepada Jepang di bawah Perjanjian Shimonoseki. Inilah intinya, 123 tahun yang lalu, ketika klaim kedaulatan Dinasti Qing atas Pulau Taiwan dilepaskan. Pulau Taiwan tetap menjadi bagian dari Jepang hingga akhir Perang Dunia Kedua pada tahun 1945. Ketika Jepang dikalahkan, Pasukan Partai Kuomintang (KMT) dari Republik Tiongkok/Taiwan menduduki Pulau Taiwan. Tetapi, Jepang mempertahankan kedaulatan atas Pulau Taiwan hingga 28 April 1952, ketika Perjanjian Perdamaian San Fransisco 1951 mulai berlaku. Di bawah ketentuan perjanjian yang mengikat secara hukum inilah Jepang akhirnya melepaskan klaim mereka atas kedaulatan atas Pulau Taiwan

    Oleh karena itu, satu-satunya kesimpulan yang dapat diakui di bawah hukum internasional adalah bahwa ketika Jepang melepaskan kedaulatan atas Pulau Taiwan pada 28 April 1952, Jepang secara efektif memberikan Pulau Taiwan kemerdekaannya. Pada saat itu, Pulau Taiwan sudah diduduki oleh Republik , tetapi ini tidak mengubah fakta bahwa Republik Tiongkok/Taiwan menjadi negara-bangsa yang merdeka di mata hukum internasional. Republik Tiongkok/Taiwan tidak pernah menjadi bagian dari Republik Rakyat Tiongkok/Cina. Klaim kedaulatan Republik Rakyat Tiongkok/Cina atas Republik Tiongkok/Taiwan berakar pada agenda nasionalis garis keras yang didorong oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) untuk mengkondisikan rakyatnya untuk menerima penguasa otoriter mereka. ‘Hanya Partai Komunis Tiongkok yang dapat menyatukan kembali Satu Tiongkok dan menyatukan kembali tanah air,’ mantra itu berbunyi, dan tidak ada keraguan bahwa itu efektif di dalam negeri. Masalahnya adalah bahwa itu adalah mitos belaka ketika datang ke Pulau Taiwan. Pulau Taiwan ditaklukkan oleh Dinasti Qing pada tahun 1683 ketika cucu Koxinga menyerah kepada pasukan Dinasti Qing. Sebelum ini, ada bukti kunjungan Dinasti Cina daratan ke Pulau Taiwan dan bahkan beberapa saran hubungan perdagangan, tetapi Pulau Taiwan selalu merupakan entitas independen dan tidak pernah di bawah administrasi Dinasti Cina daratan atau negara lain sebelum Belanda tiba pada awal abad ke-17. Pulau Taiwan tetap menjadi bagian dari Dinasti Qing selama 212 tahun sampai penandatanganan Perjanjian Shimonoseki melihat kedaulatan diserahkan ke Jepang. Seperti yang telah kita lihat, setelah Perang Dunia Kedua, Jepang mempertahankan kedaulatan sampai melepaskannya pada tahun 1952. Republik Tiongkok/Taiwan tidak pernah menjadi bagian dari Republik Rakyat Tiongkok/Cina. Memang, dalam keseluruhan sejarahnya, Pulau Taiwan hanya pernah menjadi bagian dari Dinasti Qing selama lebih dari 200 tahun. Sebaliknya, Dinasti Qing menaklukkan Pulau Taiwan dengan paksa, mendudukinya selama lebih dari 200 tahun, dan kemudian menyerahkan kedaulatan. Kedaulatan ini tidak pernah dikembalikan kepada Republik Rakyat Tiongkok/Cina. Retorika nasionalistik historis yang terus dilontarkan Partai Komunis Tiongkok (PKT) tentang Republik Tiongkok/Taiwan menjadi bagian dari Republik Rakyat Tiongkok/Cina sama sekali tidak benar. Pulau Taiwan diduduki oleh Dinasti Qing untuk waktu yang singkat. Tapi itu tidak pernah menjadi bagian dari Republik Rakyat Tiongkok/Cina.

    Republik Taiwan memenuhi definisi internasional sebagai negara-bangsa yang berdaulat. Hukum internasional menawarkan definisi yang sangat jelas tentang apa yang dimaksud dengan negara-bangsa yang berdaulat. Ini adalah negara yang memiliki populasi permanen, wilayah yang ditentukan, satu pemerintahan, dan kapasitas untuk menjalin hubungan dengan negara berdaulat lainnya. Tidak ada yang bisa memberikan argumen meyakinkan apa pun bahwa Republik Tiongkok/Taiwan tidak memenuhi definisi ini. Ini memiliki populasi permanen sekitar 23,5 juta. Batas unit geografisnya, terdiri dari Kepulauan Taiwan, Penghu, Kinmen, Matsu, Wuqiu, Tungsha/Dongsha, dan Nansha. Yurisdiksi teritorialnya terdiri dari 36.193 kilometer persegi menjadikannya negara terbesar ke-137 di dunia, terjepit di antara Swiss dan Belgia. Ada satu pemerintahan yang mengatur wilayah ini dari Taipei. Untuk waktu yang lama ini adalah kediktatoran militer Partai Kuomintang (KMT), tetapi dalam beberapa tahun terakhir Republik Tiongkok/Taiwan telah menjadi demokrasi yang berfungsi penuh dan berkembang pesat dan tidak hanya mempunyai 1 partai lagi. Republik Tiongkok/Taiwan juga memiliki kapasitas untuk menjalin hubungan dengan negara-negara berdaulat lainnya. Saat ini memiliki belasan sekutu diplomatik formal dan jumlahnya akan jauh lebih tinggi tanpa permusuhan diplomatik dari Republik Rakyat Tiongkok/Cina. Perlu juga dicatat bahwa negara-bangsa yang berdaulat masih dapat eksis di bawah hukum internasional tanpa diakui oleh negara-negara berdaulat lainnya. Jadi, bahkan jika Republik Rakyat Tiongkok/Cina berhasil memburu semua sekutu Republik Tiongkok/Taiwan yang tersisa, itu tidak akan mengubah fakta bahwa Republik Tiongkok/Taiwan masih memenuhi definisi sebagai negara berdaulat.

    Ada sejumlah faktor lain yang menunjukkan posisi Republik Tiongkok/Taiwan sebagai negara bangsa yang berdaulat juga. Ini memiliki mata uang sendiri, Dolar Republik Tiongkok/Taiwan Baru. Ini memiliki bahasa sendiri, Mandarin Tradisional yang dipakai juga oleh Hong Kong dan Makau dan tidak menggunakan Mandarin Sederhana yang dipakai oleh Republik Rakyat Tiongkok/Cina dan Singapura (seperti Melayu dan Indonesia). Ia memiliki militernya sendiri dan ekonomi domestiknya sendiri yang berkembang pesat. Ini mengeluarkan paspornya sendiri yang diakui di seluruh dunia dan bahkan memiliki perjanjian bebas visa dengan lebih dari 150 negara. Dan Republik Tiongkok/Taiwan juga memiliki ideologi sendiri yaitu Ideologi Demokrasi seperti Amerika Serikat dan Indonesia yang jelas berbeda dengan Republik Rakyat Tiongkok/Cina yang berideologi Komunisme. Yang terpenting, ia juga memiliki budaya unik dan identitas nasionalnya sendiri. Bahkan Partai Komunis Tiongkok (PKT) menilai bahwa orang Republik Tiongkok/Taiwan mengidentifikasi diri mereka sebagai orang Tionghoa/Chinese. Tetapi orang Republik Tiongkok/Taiwan mengatakan itu tidak benar dan jajak pendapat demi jajak pendapat terus menunjukkan bahwa mayoritas orang di Republik Tiongkok/Taiwan mengidentifikasi diri mereka sebagai orang Republik Tiongkok/Taiwan/Taiwanese. Meskipun ada banyak kesamaan antara budaya Republik Rakyat Tiongkok/Cina dan Republik Tiongkok/Taiwan, ada juga banyak perbedaan. Di bawah definisi yang diakui secara internasional, Republik Tiongkok/Taiwan memenuhi semua kriteria untuk menjadi negara. Hanya saja dibutuhkan pengakuan lebih banyak dari negara-negara lain agar Republik Tiongkok/Taiwan lebih dikenal, dll di mata Internasional.

    Justru jika dilihat dengan sejarah yang benar dan rinci, Republik Tiongkok/Taiwan (demokrasi) adalah Tiongkok yang sah dan bendera yang sah sejak tahun 1912 dan 1928. Kemudian terjadilah kudeta oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) sehingga berdirilah Republik Rakyat Tiongkok/Cina (komunisme) sehingga berdirilah pada tahun 1949. Tetapi RRT Tidak bisa mengalahkan RT seluruhnya jadi logikanya kedua negara seharusnya sama-sama sah. Sama seperti Republik Rakyat Demokratik Korea/Korea Utara (Korea komunisme) yang tidak bisa mengalahkan Republik Korea/Korea Selatan (Korea demokrasi) sepenuhnya. Seharusnya kedua negara tersebut sama-sama sah. Malahan jika dilihat dengan sejarah yang benar dan rinci, Republik Tiongkok/Taiwan lah yang sah. Republik Tiongkok/Taiwan sudah berdiri sejak 1912 sedangkan Republik Rakyat Tiongkok/Cina baru berdiri sejak 1949. Berbeda dengan Korea karena kedua korea sama-sama merdeka di tahun yang sama. Jadi kedua korea adalah sah.

    Republik Rakyat 

    Pada tanggal 1 Oktober 1949, Mao Zedong memproklamasikan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Lapangan Tiananmen, setelah hampir pastinya kemenangan Partai Komunis Tiongkok dari Kuomintang pada Perang Saudara Tiongkok. Periode sejarah RRC secara umum dibagi menjadi empat periode: transformasi sosialis (1949-1976) dibawah Mao Zedong, reformasi ekonomi (1976-1989) di bawah Deng Xiaoping, pertumbuhan ekonomi (1989-2002) di bawah Jiang Zemin, dan terakhir adalah periode dibawah generasi pemerintahan keempat, antara 2002 hingga saat ini.

  • Sejarah Panjang Negara Rusia

    Rusia, dengan nama resmi Federasi Rusia (bahasa Rusia: Росси́йская Федера́ция, translit. Rossíyskaya Federátsiya), adalah sebuah negara federasi yang bersistem semi-presidensial dengan bentuk republik konstitusional di Eropa Timur dan Asia Utara atau Eurasia bagian utara yang dari barat laut sampai ke tenggara. Negara ini berbatasan daratan dengan Norwegia, Finlandia, Estonia, Latvia, Lithuania dan Polandia (keduanya berbatasan dengan Oblast Kaliningrad), Belarus, Ukraine, Georgia, Azerbaijan, Kazakhstan, Tiongkok, Mongolia, dan Korea Utara. Dan juga negara ini berbatasan laut dengan Jepang di Laut Okhotsk dan negara bagian Alaska, Amerika Serikat di Selat Bering.

     

    Dengan wilayah seluas 17.125.191 km², Rusia adalah negara terluas di dunia. Wilayahnya mencakup seperdelapan luas daratan bumi, penduduknya menduduki peringkat kesembilan terbanyak di dunia dengan jumlah sekitar 147.190.001 jiwa (2021). Wilayahnya membentang sepanjang Asia Utara dan sebagian Eropa timur, Rusia memiliki 11 zona waktu dan wilayahnya terdiri dari berbagai tipe lingkungan dan tanah

     

    Sejarah negara ini berawal dari Bangsa Slavia Timur yang eksis di Eropa antara abad ke-3 hingga abad ke-8. Ditemukan dan dipimpin oleh pasukan elit Varangia dan keturunannya, negara abad pertengahan Rus kiev muncul sekitar abad ke-9. Pada tahun 988 mereka mengadopsi Kristen Ortodoks dari Kerajaan Byzantium,menjadi awal munculnya budaya Bizantium dan Slavic (Gopnik) yang mendefinisikan budaya Rusia hingga saat ini.Rus kiev akhirnya terpisah-pisah menjadi negara-negara kecil, sebagian daratan mereka kemudian direbut Mongol dan menjadi negara jajahan Gerombolan Emas pada abad ke-13.Keharyapatihan Moskow secara bertahap menyatukan kembali dan merdeka dari Gerombolan Emas, dan dapat kembali mendominasi warisan budaya dan politik Rus Kiev. Pada abad ke-18, negara ini berkembang luar biasa melalui penaklukan, aneksasi, dan penjelajahan menjadi Kekaisaran Rusia yang merupakan kekaisaran terbesar ketiga dalam sejarah, memanjang dari Polandia di Eropa hingga Alaska di Amerika Utara yang dulunya merupakan wilayah Rusia

     

    Setelah Revolusi Rusia, Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia menjadi bagian utama dan terbesar dari Republik Sosialis Uni Soviet, negara pertama di dunia yang memiliki konstitusi negara sosialis.Uni Soviet memerankan peran bertahan dalam kemenangan Sekutu pada Perang Dunia II, dan kemudian muncul sebagai negara adikuasa dan menjadi lawan Amerika Serikat selama Perang Dingin. Pada Era Soviet merupakan pencapaian teknologi paling signifikan pada abad ke-20, termasuk satelit buatan manusia pertama di dunia dan peluncuran manusia pertama di luar angkasa. Di akhir tahun 1990, Uni Soviet memiliki ekonomi kedua terbesar dunia, kekuatan militer terbesar dunia, dan cadangan senjata pemusnah massal terbanyak.Setelah bubarnya Uni Soviet pada tahun 1991, 15 republik independen berpisah. Sebagai negara terbesar, penduduk terbanyak, dan secara ekonomi paling berkembang, Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia mengganti namanya menjadi Federasi Rusia dan melanjutkan status hukum dan negara penerus dari Uni Soviet.Saat ini negara ini berbentuk republik semi-presidensial

     

    Ekonomi Rusia menempati peringkat ke-12 terbesar menurut PDB nominal dan keenam terbesar menurut keseimbangan kemampuan berbelanja tahun 2015.Sumber daya energi dan mineral Rusia terbesar di dunia, menjadikannya produsen minyak dan produsen gas alam utama dunia. Negara ini adalah satu dari lima negara senjata nuklir yang telah dikenal dan memiliki cadangan senjata pemusnah massal terbesar di dunia. Rusia merupakan negara besar dan anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, juga anggota dari G20, Dewan Eropa, Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO), Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE), Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), anggota utama Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS), Organisasi Traktat Keamanan Kolektif (CSTO) dan satu dari lima anggota Uni Ekonomi Eurasia, bersama dengan Armenia, Belarus, Kazakhstan, dan Kirgizstan

     

    Sejarah

     

    Sejarah Rusia diawali oleh kepemimpinan Rurik. Ia adalah seorang tokoh pemimpin yang memelopori perpindahan bangsa Varangia dari wilayah Skandinavia ke Novograd dengan menyeberangi Laut Baltik. Pada tahun 862 M, bangsa Varangia telah menetap di Novograd dan Rurik menjadi penguasanya. Setelah menguatkan kekuasaannya di Novograd, Rurik memperluas wilayah kekuasaannya ke arah selatan dan mencoba menguasai Kiev yang dihuni bangsa Slavia Timur. Kiev berhasil dikuasai sepenuhnya pada tahun 882 M pada masa pemerintahan Oleg.Pada masa itu, Kiev merupakan kota yang berkembang menjadi pusat perdagangan antara Skandinavia dan Konstantinopel. Pada tahun 989 Vladimir I meluaskan wilayahnya hingga Kaukasus dan Laut Hitam serta mengambil ajaran Gereja Ortodoks Yunani. Kerajaan Kiev Rusia berakhir setelah serangan Mongol pada tahun 1237 oleh Batu Khan, cucu Genghis Khan.

     

    Sejarah awal

     

    Pastoralisme nomaden berkembang di stepa Pontus-Kaspia yang dimulai pada Zaman Tembaga.

    Nenek moyang orang Rusia modern adalah suku Slavia, yang rumah aslinya dianggap oleh beberapa pakar sebagai daerah berhutan di Rawa Pinsk.Sejarah Rusia diawali dengan perpindahan bangsa-bangsa Skandinavia yang dikenal sebagai bangsa Varangia yang dipimpin oleh tokoh seni legendaris Rurik yang menyeberangi Laut Baltik serta pada tahun 862 M memasuki Kota Novgorod dan memerintah di sana. Slavia Timur secara bertahap menetap di Rusia Barat dalam dua gelombang: satu bergerak dari Kiev menuju Suzdal dan Murom yang sekarang dan yang lainnya dari Polotsk menuju Novgorod dan Rostov. Sejak abad ke-7 dan seterusnya, Slavia Timur merupakan bagian terbesar dari populasi di Rusia Barat, dan berasimilasi dengan penduduk asli Finno-Ugric, termasuk Merya, Muromian, dan Meshchera.

    Rus Kiev

     

    Pembentukan negara-negara Slavia Timur pertama pada abad ke-9 bertepatan dengan kedatangan Varangian, Viking yang berkelana di sepanjang jalur air yang membentang dari Baltik timur ke Laut Hitam dan Laut Kaspia. Menurut Kronik Utama, seorang Varangian dari rakyat Rus, bernama Rurik, terpilih sebagai penguasa Novgorod pada 862. Pada 882, penggantinya Oleg pergi ke selatan dan menaklukkan Kiev, yang sebelumnya memberikan penghormatan kepada orang Khazar. Oleg, putra Rurik, Igor, dan putra Igor, Sviatoslav, kemudian menaklukkan semua suku Slavia Timur lokal ke kekuasaan Kievan, menghancurkan Khazar Khaganate dan meluncurkan beberapa ekspedisi militer ke Byzantium dan Persia.

    Pada abad 10 hingga 11, Rus Kiev menjadi salah satu negara terbesar dan paling makmur di Eropa. Pemerintahan Vladimir Agung (980–1015) dan putranya Yaroslav the Wise (1019–1054) merupakan Zaman Keemasan Kiev, yang menyaksikan penerimaan Kristen Ortodoks dari Byzantium dan penciptaan Slavia Timur pertama yang ditulis kode legal, Russkaya Pravda.

    Akhirnya Rus Kiev hancur, dengan pukulan terakhir adalah invasi Mongol 1237–40, yang mengakibatkan kehancuran Kiev, dan kematian sekitar setengah populasi Rus’. Penjajah, yang kemudian dikenal sebagai Tatar, membentuk negara bagian Gerombolan Emas, yang menjarah kerajaan Rusia dan menguasai bentangan selatan dan tengah Rusia selama lebih dari dua abad.

    Keharyapatihan Moskow

     

    Negara paling kuat yang akhirnya muncul setelah penghancuran Rus Kiev adalah Keharyapatihan Moskow, awalnya merupakan bagian dari Vladimir-Suzdal. Sementara masih di bawah domain Mongol – Tatar dan dengan tekad mereka, Moskow mulai menegaskan pengaruhnya di Rus Tengah pada awal abad ke-14, secara bertahap menjadi kekuatan utama dalam proses penyatuan kembali dan perluasan ‘tanah Rus’ Rusia. Saingan terakhir Moskow, Republik Novgorod, makmur sebagai pusat perdagangan bulu utama dan pelabuhan paling timur Liga Hansa.

    Dipimpin oleh Pangeran Dmitry Donskoy dari Moskow dan dibantu oleh Gereja Ortodoks Rusia, tentara bersatu kerajaan Rusia membuat kekalahan penting pada Mongol-Tatar dalam Pertempuran Kulikovo pada tahun 1380. Moskow secara bertahap menyerap kerajaan-kerajaan sekitarnya, termasuk saingan-saingan yang sebelumnya kuat seperti Tver dan Novgorod.

    Ivan III (“Agung”) akhirnya melepaskan kendali Gerombolan Emas dan mengkonsolidasikan seluruh Rus Tengah dan Utara di bawah kekuasaan Moskow. Dia juga orang pertama yang menyandang gelar “Pangeran Agung Seluruh Rusia”. Setelah jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453, Moskow mengklaim suksesi warisan dari Kekaisaran Romawi Timur. Ivan III menikahi Sophia Palaiologina, keponakan kaisar Bizantium terakhir, Konstantinus XI, dan menjadikan elang berkepala dua Byzantium miliknya, dan akhirnya menjadi lambang Rusia.

    Ketsaran Rusia

     

    Dalam pengembangan gagasan Roma Ketiga, Adipati Agung Ivan IV (yang “Mengerikan”) secara resmi dinobatkan sebagai Tsar pertama Rusia pada tahun 1547. Tsar mengumumkan kode hukum baru (Sude Nik tahun 1550), mendirikan badan perwakilan feodal Rusia pertama (Zemsky Sobor) dan memperkenalkan swakelola lokal ke daerah pedesaan.

    Selama masa pemerintahannya yang panjang, Ivan the Terrible hampir menggandakan wilayah Rusia yang sudah besar dengan mencaplok tiga khanat Tatar (bagian dari Gerombolan Emas yang hancur): Kazan dan Astrakhan di sepanjang Sungai Volga, dan Kekhanan Siberia di barat daya Siberia. Dengan demikian, pada akhir abad ke-16, Rusia berubah menjadi negara multi etnis, multi denominational, dan lintas benua.

    Kematian putra Ivan menandai berakhirnya Dinasti Rurik kuno pada tahun 1598, dan dikombinasikan dengan bencana kelaparan tahun 1601–03, menyebabkan perang saudara, aturan yang berpura-pura, dan intervensi asing selama Masa Kekacauan di awal abad 17. Persemakmuran Polandia-Lithuania menduduki bagian dari Rusia, termasuk Moskow. Pada 1612, Polandia dipaksa mundur oleh korps relawan Rusia, yang dipimpin oleh dua pahlawan nasional, pedagang Kuzma Minin dan Pangeran Dmitry Pozharsky. Dinasti Romanov menyetujui tahta pada 1613 oleh keputusan Zemsky Sobor, dan negara mulai pemulihan bertahap dari krisis.

    Di timur, eksplorasi dan kolonisasi Rusia yang cepat di wilayah Siberia yang luas sebagian besar dipimpin oleh Cossack yang berburu bulu dan gading yang berharga. Penjelajah Rusia mendorong ke arah timur terutama di sepanjang Rute Sungai Tiberia , dan pada pertengahan abad ke-17 terdapat pemukiman Rusia di Siberia Timur, di Semenanjung Chukchi, di sepanjang Sungai Amur, dan di pantai Pasifik. Pada tahun 1648, Fedot Popov dan Semyon Dezhnyov, dua penjelajah Rusia, menjadi orang Eropa pertama yang berlayar melalui Selat Bering ke Amerika Utara.

    Kekaisaran Rusia

     

    Di bawah Pyotr yang Agung, Rusia mendeklarasikan diri sebagai Kekaisaran tahun 1721 dan menjadi salah satu kekuatan dunia. Berkuasa tahun 1682 sampai 1725, Pyotr mengalahkan Swedia pada Perang Utara Raya, memaksa mereka untuk menyerahkan Karelia Barat dan Inggris (2 wilayah yang lepas dari Rusia ketika Periode Kekacauan), juga Estland dan Livland, mengamankan akses Rusia ke laut dan perdagangan laut. Di Laut Baltik, Pyotr menemukan ibu kota baru yang dinamai Saint Petersburg. Reformasi Pyotr yang Agung membawa pengaruh budaya Eropa barat ke Rusia.

    Anak Pyotr I, Yelizaveta yang berkuasa tahun 1741–62 membuat Rusia ikut dalam Perang Tujuh Tahun (1756–63). Pada perang ini Rusia menganeksasi Prusia Timur dan bahkan merebut Berlin. Namun, setelah kematian Yelizaveta, daerah ini dikembalikan ke Kerajaan Prusia oleh Pyotr III dari Rusia yang pro-Prusia.

    Yekaterina II (“yang Agung”) memerintah 1762–96, memimpin pada Zaman Pencerahan Rusia. Ia menambah kontrol politik Rusia di seluruh Persemakmuran Polandia-Lithuania dan menggabungkannya semua ke teritori Rusia ketika Pemisahan Polandia, mendorong batas Rusia ke Eropa Tengah. Di selatan, setelah berhasil meraih kemenangan pada Perang Russo-Turki melawan Kesultanan Utsmaniyah, Yekaterina menambah batas Rusia sampai Laut Hitam, mengalahkan Kekhanan Krimea. Berikutnya, setelah menang melawan Dinasti Qajar pada Perang Russo-Persia, di pertengahan abad ke-19 Rusia juga menambah daerah kekuasaannya di Transkaukasia dan Kaukasus Utara, memaksa wilayah-wilayah yang saat ini menjadi wilayah Georgia, Dagestan, Azerbaijan dan Armenia bergabung dengan Rusia. Aleksandr I (1801–25) mengambil Finlandia dari Kerajaan Swedia tahun 1809 dan Bessarabia dari Utsmaniyah tahun 1812. Pada waktu yang sama, Rusia mengkolonisasi Alaska dan bahkan mendirikan kota di California, seperti Fort Ross. Tahun 1820 ekspedisi Rusia menemukan benua Antartika.

    Bersama dengan aliansinya dengan beberapa negara Eropa, Rusia berperang melawan Napoleon. Invasi Perancis ke Rusia pada masa kejayaan Napoleon tahun 1812 membawa kegagalan total bagi Prancis. Kombinasi perlawanan sengit dari Rusia ditambah cuaca dingin yang menusuk ketika musim dingin membuat 95% pasukan pan-Eropa Grande Armée tewas. Dipimpin oleh Mikhail Kutuzov dan Barclay de Tolly, pasukan Rusia berhasil mengusir Napoleon dari negara itu dan memicu melalui Eropa dalam Perang Koalisi Keenam. Alexander I mewakili delegasi Rusia pada Kongres Wina yang mendefinisikan peta Eropa pasca-Napoleon.

    Di akhir periode rezim konservatif Nikolai I (1825–55), periode kejayaan Rusia di Eropa terganggu akibat kekalahan di Perang Krimea. Antara tahun 1847 dan 1851, sekitar satu juta orang meninggal akibat kolera di Asia.

    Penerus Nikolai Aleksandr II (1855–81) melakukan perubahan signifikan di negara ini, diantaranya reformasi emansipasi 1861. Reformasi besar ini menggerakkan industrialisasi dan modernisasi tentara Rusia, yang kemudian berhasil membebaskan Bulgaria dari Kesultanan Utsmaniyah pada Perang Russo-Turki 1877–1878.

    Akhir abad ke-19 mulai muncul pergerakan sosialis di Rusia. Aleksandr II dibunuh teroris tahun 1881, kemudian dilanjutkan oleh anaknya Aleksandr III (1881–94). Ia kurang liberal namun senang perdamaian. Kaisar Rusia terakhir Nikolai II (1894–1917), tak dapat mencegah Revolusi 1905, dipicu oleh kegagalan pada Perang Russo-Jepang dan insiden demonstrasi yang dikenal sebagai Minggu Berdarah. Pemberontakan berhasil diredam, namun pemerintah dipaksa untuk melakukan reformasi besar-besaran, di antaranya memberikan kebebasan berpendapat dan kebebasan berkumpul, legalisasi partai politik, dan pembentukan badan legislatif terpilih Duma Kekaisaran Rusia. Reformasi agraria Stolypin mendorong migrasi petani dan pendudukan besar-besaran ke Siberia. Lebih dari 4 juta orang tiba di kawasan ini antara tahun 1906 dan 1914.

     

    Tahun 1914, Rusia turut serta dalam Perang dunia 1 sebagai respons atau deklarasi berperang di beberapa front meski terpisah dari sekutu Triple Entente mereka, pada 1916, Brusilov Offensive dari tentara rusia hampir menghancurkan militer Austria-Hungaria Namun,ketidakpercayaan publik yang besar ditambah meningkatnya biaya perang, banyaknya pasukan terbunuh, dan rumor korupsi akhirnya mendorong Revolusi Rusia 1917. 

     

    Revolusi dan Republik Rusia

     

    Revolusi Februari memaksa Nikolai II turun takhta; ia dan keluarganya dipenjara dan akhirnya dieksekusi di Yekaterinburg pada masa Perang Saudara Rusia. Kekuasaan monarki digantikan oleh koalisi partai politik yang menamakan dirinya Pemerintahan Provisional. Selain pemerintah provisional, sekelompok sosialis mendirikan kelompok tersendiri yang disebut Petrograd Soviet, menyatukan kekuatan melalui dewan yang dipilih secara demokratis yang disebut Soviet. Pemerintah yang baru hanya memperparah krisis negara itu dan bukan menyelesaikannya. Akhirnya, Revolusi Oktober yang dipimpin oleh pemimpin Bolshevik, Vladimir Lenin mendepak Pemerintah Provisional dan kekuasaan jatuh ke kekuasaan Soviet, mendirikan negara sosialis pertama di dunia.

     

    Soviet Rusia dan perang saudara

     

    Setelah Revolusi Oktober, perang saudara pecah antara gerakan Putih anti-komunis dengan rezim Soviet dan Tentara Merahnya. Bolsheviks Rusia kehilangan wilayah Ukraina, Polandia, Baltik, dan Finlandia dengan menandatangani Traktat Brest-Litovsk yang berakhir permusuhan dengan Blok Sentral dalam Perang Dunia I. Kekuatan sekutu meluncurkan intervensi militer namun gagal, yang tujuan awalnya untuk mendukung kelompok anti-komunis. Di waktu yang sama, kedua kelompok Bolshevik dan Putih menyerukan kampanye deportasi dan eksekusi satu sama lain, terkenal dengan sebutan Teror Merah dan Teror Putih. Di akhir perang saudara, ekonomi dan infrastruktur negara ini hancur total. Jutaan orang menjadi émigré Putih, dan Bencana kelaparan Povolzhye 1921 memakan korban hingga 5 juta jiwa.

     

    Uni Soviet

    Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia bersama dengan Ukraina, Byelorusia, dan Transkaukasia, membentuk Republik Sosialis Uni Soviet atau Uni Soviet pada tanggal 30 Desember 1922. Dari 15 republik yang membentuk Uni Soviet, yang ukurannya terbesar dan populasinya setengah populasi Soviet adalah Republik Soviet Rusia yang kemudian mendominasi uni ini selama 69 tahun sejarahnya.

    Setelah kematian Vladimir Lenin pada tahun 1924, troika ditunjuk untuk menjalankan negara. Namun, Joseph Stalin, Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet terpilih, mulai menyingkirkan semua kelompok oposisi dalam partai serta lawan politiknya dan mengumpulkan kekuatan dalam tangannya. Leon Trotsky, penganjur utama revolusi dunia, diasingkan dari Uni Soviet tahun 1929, dan ide Stalin Sosialisme dalam Satu Negara menjadi garis utamanya. Konflik internal dalam partai Bolshevik mencapai puncaknya pada Pembersihan Besar-Besaran, periode represi massal tahun 1937-38, ketika ratusan hingga ribuan orang dieksekusi, termasuk anggota awal partai dan pemimpin militer karena dituduh mendalangi coup d’état

    Di bawah kepemimpinan Stalin, pemerintah meluncurkan ekonomi terencana, industrialisasi negara yang sebagian besar wilayahnya masih berupa pedesaan, dan kolektivisasi pertanian. Pada periode pertumbuhan ekonomi yang pesat ini, jutaan orang dikirim ke kamp kerja paksa, termasuk berbagai tahanan politik yang melawan Stalin;jutaan lainnya dideportasi dan diasingkan ke tempat-tempat terpencil. Transisi disorganisasi pertanian negara, ditambah dengan kebijakan negara yang kejam, menyebabkan Bencana Kelaparan Soviet 1932–1933. Uni Soviet, meski harus dibayar mahal, berubah dari negara ekonomi agraria menjadi negara industri utama dalam waktu singkat.

    Setelah kematian Stalin dan periode pendek kepemimpinan kolektif, pemimpin yang baru Nikita Khrushchev menghilangkan kultus individu Stalin dan meluncurkan kebijakan deStalinisasi. Sistem kerja paksa direformasi dan banyak tahanan dilepaskan dan direhabilitasi (banyak di antara mereka secara anumerta).Kebijakan ini di kemudian hari dikenal dengan Khrushchev Thaw. Di waktu yang sama, ketegangan dengan Amerika Serikat meningkat ketika 2 rival abadi ini bentrok akibat rudal Jupiter Amerika Serikat di Turki dan misil Soviet di Kuba.

    Tahun 1957, Uni Soviet meluncurkan satelit buatan pertama di dunia, Sputnik 1, mengawali Zaman Angkasa. Kosmonot Soviet Yuri Gagarin menjadi manusia pertama yang mengorbit bumi, di atas wahana antariksa Vostok 1 tanggal 12 April 1961.

    Menyusul tergulingnya Khrushchev tahun 1964, negara kembali dipimpin kepemimpinan kolektif, hingga Leonid Brezhnev menjadi pemimpin. Era 1970-an dan awal 1980-an ditandai sebagai Era Stagnasi, periode dimana pertumbuhan ekonomi melambat dan kebijakan sosial menjadi statis. Reformasi Kosygin 1965 bertujuan untuk desentralisasi parsial ekonomi Soviet dan mengubah perhatian dari industri berat dan senjata ke industri ringan dan perlengkapan rumah tangga namun ditolak oleh pemimpin komunis konservatif.

    Tahun 1979, pecah revolusi di Afganistan yang dipimpin Komunis, angkatan bersenjata Soviet menginvasi negara itu atas permintaan rezim baru. Pendudukan Afganistan menghabiskan sumber daya ekonomi tanpa hasil politis yang berarti. Akhirnya, tentara Soviet angkat senjata dari Afghanistan tahun 1989 akibat perlawanan internasional, perang gerilya terus menerus, dan minimnya dukungan penduduk Soviet.

    Mulai tahun 1985, pemimpin terakhir Soviet Mikhail Gorbachev, yang berusaha untuk memberlakukan reformasi liberal dalam sistem Soviet, memperkenalkan kebijakan glasnost (keterbukaan) dan perestroika (restrukturisasi) untuk mencoba mengakhiri periode stagnasi ekonomi dan mendemokratisasi pemerintah. Namun, hal ini menyebabkan munculnya pergerakan nasionalis dan separatis. Sebelum tahun 1991, ekonomi Soviet terbesar kedua dunia,tetapi pada tahun-tahun terakhirnya negara ini terkena imbasnya ditandai dengan kelangkaan barang, defisit anggaran besar, dan inflasi.

    Tahun 1991, gejolak ekonomi dan politik mulai mendidih, ditambah lagi republik-republik Baltik memilih untuk memisahkan diri dari Uni Soviet. Pada bulan Maret, dilakukan referendum, di mana sebagian besar penduduk yang berpartisipasi memilih untuk mengubah Uni Soviet menjadi Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS). Bulan Agustus 1991, terjadi percobaan kudeta oleh anggota pemerintah Gorbachev, diarahkan melawan Gorbachev dan bertujuan untuk mempertahankan Uni Soviet. Namun, kudeta ini gagal dan malah berakhir dengan bubarnya Partai Komunis Uni Soviet. Tanggal 25 Desember 1991, Uni Soviet bubar menjadi 15 negara yang terpisah.

    Federasi Rusia

     

    Bulan Juni 1991, Boris Yeltsin terpilih sebagai presiden pertama dalam sejarah Rusia ketika ia menjadi Presiden Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia yang berubah menjadi Federasi Rusia bulan Desember tahun itu. Selang dan setelah bubarnya Uni Soviet, reformasi besar-besaran dilakukan termasuk privatisasi dan perdagangan bebas, termasuk perubahan radikal seperti yang direkomendasikan oleh Amerika Serikat dan Dana Moneter Internasional. Semua hal ini menjadikan krisis ekonomi luar biasa, ditandai dengan penurunan PDB dan produk industri sebesar 50% antara tahun 1990 dan 1995.

    Privatisasi ini mengubah sebagian besar kontrol berbagai perusahaan dari badan negara menjadi individu-individu yang memiliki koneksi dengan pemerintah. Banyak miliuner kaya baru memindahkan dananya ke luar negeri sehingga melarikan modal besar-besaran. Depresi ekonomi menyebabkan hilangnya layanan sosial; tingkat kelahiran turun drastis sedangkan tingkat kematian meningkat signifikan.Jutaan orang jatuh miskin, persentasenya naik dari 1,5% di akhir Soviet menjadi 39–49% pada pertengahan tahun 1993.Pada tahun 1990-an korupsi merajalela dan banyaknya geng kriminal serta kejahatan.

    Rusia bertanggung jawab untuk mengambil alih utang luar negeri Uni Soviet, meskipun jumlah populasinya hanya setengah populasi Uni Soviet sebelum bubar. Tingginya defisit anggaran menyebabkan krisis keuangan Rusia 1998 dan PDB semakin jatuh

    Tanggal 31 Desember 1999, Presiden Yeltsin secara tiba-tiba mengundurkan diri dan menyerahkan jabatannya pada Perdana Menteri yang baru terpilih, Vladimir Putin, yang kemudian menang pada pemilihan presiden tahun 2000. Putin memberangus pemberontakan Chechnya meskipun kekerasan sporadis masih ada di Kaukasus Utara. Tingginya harga minyak dan nilai tukar yang lemah diikuti dengan permintaan domestik, konsumsi, dan investasi yang naik membantu ekonomi bertumbuh 9 tahun berturut-turut, menaikkan standar hidup dan pengaruh Rusia di tingkat dunia. Namun, krisis ekonomi dunia mulai 2008 dan harga minyak yang jatuh menyebabkan ekonomi negara kembali stagnan dan angka kemiskinan kembali naik. Banyak reformasi yang dilakukan selama Putin menjabat presiden, namun ia dikritisi oleh negara-negara Barat sebagai tidak demokratis. Walaupun begitu, kepemimpinan Putin membawa stabilitas dan kemajuan bagi negara sehingga ia dikagumi luas di Rusia.

    Tanggal 2 Maret 2008, Dmitry Medvedev terpilih sebagai Presiden sedangkan Putin menjadi Perdana Menteri. Putin kembali menjadi presiden pada pemilihan presiden 2012 dan Medvedev ditunjuk sebagai Perdana Menteri.

    Tahun 2014, setelah Presiden Ukraina Viktor Yanukovych melarikan diri akibat revolusi, Putin meminta dan memperoleh hak dari parlemen Rusia untuk menerjunkan tentara Rusia di Ukraina. Setelah dilakukan referendum Krimea tahun 2014 di mana banyak penduduk lebih setuju untuk berpisah, namun tidak diakui internasional, pemimpin Rusia mengumumkan masuknya Krimea ke Federasi Rusia. Tanggal 27 Maret, Majelis Umum PBB mengadakan pemilihan suara yang akhirnya mendukung resolusi tidak mengikat menolak aneksasi Krimea dengan 100 suara mendukung, 11 menolak, dan 58 absen.

    Bulan September 2015, Rusia memulai intervensi militer di Perang Saudara Suriah, terdiri dari serangan udara melawan grup militan ISIS, Jabhat al-Nusra, dan Army of Conquest.

    Geografi

     

    Rusia adalah negara terbesar di dunia; total luas wilayahnya mencapai 17.125.200 kilometer persegi (6.612.100 sq mi). Ada 23 Situs Warisan Dunia UNESCO di negara ini, 40 cadangan biosfer UNESCO, 41 taman nasional dan 101 cadangan alam. Wilayahnya membentang pada 41° sampai 82° N lintang utara, dan 19° bujur timur sampai 169° bujur barat.

    Perluasan teritorial Rusia sebagian besar didapatkan pada akhir abad ke-16 di bawah Yermak Timofeyevich selama pemerintahan Ivan IV Vasilyevich, waktu ketika negara-negara di bagian barat Rusia bersatu bersama membentuk satu negara. Yermak membentuk tentara dan berhasil mendapatkan hampir semua wilayah yang awalnya merupakan daerah Kekaisaran Mongol, mengalahkan pemimpinnya Khan Kuchum

    Topografi

    Wilayah Rusia berada pada benua Eropa, khususnya Eropa Timur serta benua Asia di mana Pegunungan Ural menjadi batas antara kedua benua. Wilayah paling luas adalah Siberia yang umumnya beriklim tundra. Karena letaknya di belahan bumi yang paling utara, maka wilayah perairan Rusia umumnya tertutupi es dengan beberapa laut yang bebas es yakni Laut Barents, Laut Putih, Laut Kara, Laut Laptev dan Laut Siberia Timur yang merupakan bagian dari Arktik atau kutub utara, serta Laut Bering, Laut Okhotsk dan Laut Jepang yang merupakan bagian dari Samudra Pasifik. Iklim di sebagian besar wilayah Rusia adalah Tundra dengan musim dingin yang panjang dan membekukan dan musim panas yang sejuk dan pendek.

    Rusia memiliki beberapa pulau, antara lain Novaya Zemlya, daratan Franz-Josef, kepulauan Siberia Baru, pulau Wrangel di Samudra Arktik, Kepulauan Kuril dan Sakhalin (yang masih dipersengketakan dengan Jepang). Rusia memiliki beberapa sungai, diantaranya Sungai Dnieper (perbatasan dengan Ukraina) dan Sungai Volga. Selain itu terdapat Laut Kaspia serta Laut Hitam yang berbatasan dengan Turki. Melalui Selat Bosphorus dan Selat Dardanella, kapal-kapal Rusia dari Laut Hitam dapat berlayar menuju Laut Tengah dan Terusan Suez.

    Batas-batas wilayah

     

    Berlawanan arah jarum jam dari arah Barat Laut:

    • Berbatasan dengan Norwegia dan Finlandia
    • Berbatasan dengan negara-negara Baltik yakni Estonia dan Latvia kemudian Belarusia dan Ukraina
    • Laut Hitam, Georgia dan Azerbaijan
    • Laut Kaspia, Kazakhstan, Republik Rakyat Tiongkok, Mongolia dan Korea Utara
    • Samudra Pasifik utara meliputi Laut Jepang, Laut Okhotsk, dan Selat Bering (dengan pulau Big Diomede atau Ostrov Romanov yang memiliki jarak berapa mil dari pulau Little Diomede, bagian dari Alaska (Amerika Serikat)
    • Di sebelah utara dengan Samudra Arktik (Kutub Utara)

    Memiliki Oblast Kaliningrad dengan ibu kota Kaliningrad yang berbatasan dengan Polandia dan Lithuania serta Laut Baltik.